Jumat, 06 Februari 2015

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Penderita Tuna Rungu

PENGERTIAN:
Tuli ialah keadaan dimana orang tidak dapat  mendengar sama sekali (total deafness), suatu bentuk yang ekstrim dari kekurangan pendengaran. Istilah yang sekarang lebih sering digunakan ialah kekurangan pendengaran (hearing-loss) (Louis,1993). Kekurangan pendengaran ialah keadaan dimana orang kurang dapat mendengar dan mengerti perkataan yang didengarnya.Pendengaran normal ialah keadaan dimana orang tidak hanya dapat mendengar, tetapi juga dapat mengerti apa yang didengarnya.(Anderson,1874)
ANATOMI:
Anatomi Fisiologi Telinga
   Secara anatomi telinga dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1.        Telinga Luar, terdiri dari :
a.       Pinna/Aurikel/Daun Telinga
Pinna merupakan gabungan tulang rawan yang diliputi kulit, melekat pada sisi kepala. Pinna membantu mengumpulkan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus.
b.      Liang Telinga/Kanalis Autikus Externus (KAE)
Memiliki tulang rawan pada bagian lateral dan bertulang pada bagian medial, seringkali ada penyempitan liang telinga pada perbatasan tulang rawan ini.
c.       Kanalis Auditorius Exsternus
Panjangnya sekitar 2,5 cm, kulit pada kanalis mengandung kelenjar glandula seruminosa yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut juga serumen. Serumen mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan kulit. Kanalis Auditorius Eksternus akan berakhir pada membran timpani.
2.      Telinga Tengah, terdiri dari :
a.       Membran Timpani/Gendang Telinga membatasi telinga luar dan  tengah.
Merupakan suatu bangunan berbentuk kerucut dengan puncak-nya umbo mengarah ke medial. Membrane timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis, lapisan fibrosa, tempat melekatnya tangkai malleus dan lapisan mukosa di bagian dalamnya.
b.      Kavum Timpani
Dimana terdapat rongga di dalam tulang temporal dan ditemu-kan 3 buah tulang pendengaran yang meliputi :
1)      Malleus, bentuknya seperti palu, melekat pada gendang telinga.
2)      Inkus, menghubungkan maleus dan stapes.
3)      Stapes, melekat pda jendela oval di pintu masuk telinga dalam.
c.       Antrum Timpani
Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak dibagian bawah samping kavum timpani, antrum dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan dari lapisan mukosa kavum timpani, rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang disebut sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah antrum di dalam tulang temporalis.
d.      Tuba Auditiva Eustakhius
Dimana terdapat saluran tulang rawan yang panjangnya ± 3,7 cm berjalan miring kebawah agak ke depan dilapisi oleh lapisan mukosa. Tuba Eustakhius adalah saluran kecil yang memungkinkan masuknya udara luar ke dalam telinga.
3.           Telinga Dalam, terdiri dari :
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan.
  
 ETIOLOGI:
Penurunan fungsi pendengaran bisa disebabkan oleh : Suatu masalah mekanis di dalam saluran telinga atau di dalam telinga tengah yang menghalangi penghantaran suara (penurunan fungsi pendengaran konduktif)  yaitu :
1. Kerusakan pada telinga dalam, saraf pendengaran atau jalur saraf
     Pendengaran di otak (penurunan fungsi pendengaran sensorineural).
2. Penurunan fungsi pendengaran sensorineural dikelompokkan menjadi :
a. Penurunan fungsi pendengaran sensorik (jika kelainannya terletak pada telinga dalam.
b. Penurunan fungsi pendengaraan neural (jika kelainannnya terletak pada saraf pendengaran  atau jalur saraf pendengaran di otak).
3. Penurunan fungsi pendengaran sensorik bisa merupakan penyakit keturunan
     Tetapi mungkin juga disebabkan oleh :
a. Trauma akustik (suara yang sangat keras)
b. Infeksi virus pada telinga dalam
c. Obat-obatan tertentu
d. Penyakit meniere.
4. Penurunan fungsi pendengaran neural bisa disebabkan oleh :
     a. Tumor oatak yang juga menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf disekitarnya dan batang    otak
b.  Infeksi
c.  Berbagai penyakit otak dan saraf (misalnya stroke)
d. Dan beberapa penyakit keturunan (misalnya penyakit Refsum).
5. Pada anak-anak,kerusakan saraf pendengaran bisa terjadi akibat :
a. Gondongan
b. Campak jerman (rubella)
c. Meningitis
d. Infeksi telinga dalam.
Kerusakan jalur saraf pendengaran di otak bisa terjadi akibat penyakit demielinasi (penyakit  yang menyebabkan kerusakan pda selubung saraf).
 GEJALA:
1)   Deterlorisasi wicara
       Individu yang bicara dengan bagian akhir kata tidak jelas atau dihilangkan, atau mengeluarkan kata-kata bernada datar, mungkin karena tidak mendengar dengan baik, Telinga memandu suara, baik kekerasan maupun ucapannya.

2) Keletihan
      Bila Individu merasa mudah lelah ketika mendengarkan percakapan atau pidato, keletihan bisa disebabkan oleh usaha keras untuk mendengarkan. Pada keadaan ini, Individu tersebut menjadl mudah tersinggung.
3) Acuh
      Individu yang tak bisa mendengar perkataan orang lain mudah mengalami depresi dan ketidaktertarikan terhadap kehidupan secara umum. Menarik dlri dari sosial Karena tak mampu rnendengar apa yang terjadi di sekitarnya
.
4)  Rasa tak nyaman
      Kehilangan rasa percaya diri dan takut berbuat salah menciptakan suatu perasaan tak aman pada kebanyakan orang dengan gangguan pendengaran. Tak ada seorang pun yang menginglnkan untuk mengatakan atau melakukan hal yang salah yang cenderung membuatnya nampak bodoh. Tak mampu membuat keputusan-prokrastinal.Kehilangan kepercayaan diri membuat seseorang dengan gangguan pendengaran sangat kesulitan untuk membuat keputusan.
5)  Kecurigaan
     Individu dengan kerusakan pendengaran, yang sering hanya mendengar sebagian dari yang dikatakan, bisa merasa curiga bahwa orang lain membicarakan dirinya atau bagian percakapan yang berhubungan dengannya sengaja diucapkan dengan lirih sehingga la tak dapat mendengarkan
6)   Kebanggaan semu
      Individu dengan kerusakan pendengaran berusaha menyembunyikan kehilangan pendengarannya. Konsekwensinya, ia sering berpura-pura mendengar padahal sebenarnya tidak.
Kesepian dan ketidak bahagiaan Meskipun setiap orang selalu menginginkan ketenangan, namun kesunyian yang dipaksakan dapat membosankan bahkan kadang menakutkan. Individu dengan kehilangan pendengaran sering merasa (terasing)

7)   Kesulitan dalam mendengarkan percakapan, terutama jika di sekelilingnya berisik
8)   Terdengar gemuruh atau suara berdenging di telinga (tinnitus)
9)   Tidak dapat mendengarkan suara televisi atau radio dengan volume yang normal
10)  Kelelahan dan iritasi karena penderita berusaha keras untuk bisa mendengar
11)   Pusing atau gangguan keseimbangan
ASUHAN KEPERAWATAN:
  1.  Pengkajian
Perawat perlu melakukan anamnesa dari keluhan klien seperti :
Nyeri saat pinna (aurikula) dan tragus bergerak
1. Nyeri pada liang tengah
2).Telinga terasa tersumbat
3). Perubahan pendengaran
4). Keluar cairan dari telinga yang berwarna kehijauan
Riwayat kesehatan yang perlu ditanyakan kepada klien diantaranya :
1).  Kapan keluhan nyeri terasa oleh klien
2).  Apakah klien dalam waktu dekat lalu berenang dilaut,kolam renang
Ataukah danau
            3). Apakah klien sering mengorek-ngorek telinga sehingga mengakibatkan nyeri setelah dibersihkan
            4). Apakah klien pernah mengalmi trauma terbuka pada liang telinga akibat terkena benturan sebelumnya
  1. Diagnosa keperawatan
  1. Gangguan komunikasi verbal b.d degenerasi tulang-tulang pendengaran bagian dalam
  2.  Harga Diri b.d Fungsi Pendengaran Menurun                
  3.  Kurang aktivitas b.d menarik diri lingkungan
C.                      Intervensi
Diagnosa keperawatan 1
      Gangguan komunikasi verbal b.d degenerasi tulang-tulang pendengaran bagian dalam
       1.      Tujuan
            Komunikasi verbal klien berjalan baik
            Kriteria hasil:
            Dalam 1 hari klien dapat :
1.      Menerima pesan melalui metode alternative
2.      Mengerti apa yang diungkapkan
3.      Memperlihatkan suatu peningkatan kemampuan untuk berkomunikasi
4.      Menggunakan alat bantu dengar dengan cara yang tepat
            Diagnosa keperawatan II
            Harga Diri b.d Fungsi Pendengaran Menurun
            Tujuan:
  Klien dapat menerima keadaan dirinya
Kriteria hasil
Secara bertahap klien dapat :
1.      Mengenai perasaan yang menyebabkan perilaku menarik diri
2.      Berhubungan sosial dengan orang lain
3.      Mendapat dukungan keluarga mengembangkan kemampuan klien untuk b.d orang lain
4.      Membina hubungan saling percaya dengan perawat
 Intervensi:
1.      Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
2.      Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab klien tidak mau bergaul / menarik diri
3.      Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang mungkin
4.      Beri pujian thd kemampuan klien mengungkapkan perasaan
5.      Diskusikan tentang keuntungan dari berhubungan dan kerugian dari perilaku menarik diri
6.      Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain
7.      Bina hubungan saling percaya dengan klien
Diagnosa keperawatan III
Kurang aktivitas b.d menarik diri lingkungan
Tujuan:
 \  Klien dapat melakukan aktivitas tanpa kesulitan
Kriteria hasil
Secara bertahap klien dapat :
1.      Menceritakan perasaan-perasaan bosan
2.      Melaporkan adanya peningkatan dalam aktivitas yang menyenangkan
3.      Menceritakan metoda koping thd perasaan marah atau depresi yang disebabkan koleh kebosanan
2.      Intervensi / rencana tindakan
a.gangguan komunikasi verbal
tindakan / intervensi
1.      Kaji tingkat kemampuan klien dalam penerimaan pesan
2.      Periksa apakah ada serumen yang menganggu pendengaran
3.      Bicara dengan pelan dan jelas
4.      Gunakan alat tulis pada waktu menyampaikan pesan
5.      Beri dan ajarkan klien pada penggunaan alat bantu dengar
6.      Pastikan alat bantu dengar berfungsi dengan baik
7.      Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan telinga
Intervensi:
1.      Beri motivasi untuk dapat saling berbagi perasaan dan pengalaman
2.      Bantu klien untuk mengatasi perasaan marah dari berduka
3.      Variasikan rutinitas sehari-hari
4.      Libatkan individu dalam merencanakan rutinitas sehari-hari
5.      Rencanakan suatu aktivitas sehari-hari
6.      Berikan alat bantu dalam melakukan aktivitas
D.                     Implementasi
Pelaksanaan intervensi
E.                      Evaluasi
Tidak dapat dilakukan karena tidak ada pasien
PENUTUP
Kesimpulan
           Ketulian disebabkan karena virus Toxoplasma Rubella atau campak, Herpes, dan Sipilis. Terkadang kedua orang tua tidak menyadari bahwa dirinya telah mengidap virus tersebut sehingga menyebabkan ketulian pada anaknya kelak.
        
     Ketulian juga bisa dialami ketika anak pada masa pertumbuhan, misalnya pada saat lahir, anak lahir normal hanya saja menjelang usia 10 tahun ia mengalami sakit sehingga diberikan obat dengan dosis tinggi sehingga menyerang telinganya.
               Jadi ada gangguan pendengaran karena obat-obatan yang memiliki efek samping menyebabkan ketulian. Seperti pil kina juga mempunyai pengaruh yang besar pada telinga, maupun aspirin juga terbilang rawan, oleh karena Itu harus hati-hati bila digunakan.
                Faktor genetik juga bisa mempengaruhi, misalnya kedua orang tuanya normal, namun kakek dan neneknya memiliki riwayat pernah mengalami ketulian. Hal ini bisa berdampak pada anak. Anak terlahir dengan disedot, vakum, Caesar juga bisa merusak saraf pendengaran. Jika anak mengalami tuli saraf, tentu tidak bisa disembuhkan, hanya bisa di bantu dengan alat bantu dengar semata.

19 komentar:

  1. Menurut pendapat yang saya peroleh bahwa terdapat tiga jenis utama ketunarunguan menurut lokasi ganguannya:
    1. Conductive loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat gangguan pada bagian luar atau tengah telinga yang menghambat dihantarkannya gelombang bunyi ke bagian dalam telinga.
    2. Sensorineural loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat kerusakan pada bagian dalam telinga atau syaraf auditer yang mengakibatkan terhambatnya pengiriman pesan bunyi ke otak. (Ketunarunguan Andi tampaknya termasuk ke dalam kategori ini.
    3. Central auditory processing disorder, yaitu gangguan pada sistem syaraf pusat proses auditer yang mengakibatkan individu mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya meskipun tidak ada gangguan yang spesifik pada telinganya itu sendiri. Anak yang mengalami gangguan pusat pemerosesan auditer ini mungkin memiliki pendengaran yang normal bila diukur dengan audiometer, tetapi mereka sering mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya.

    Berdasarkan tingkat keberfungsian telinga dalam mendengar bunyi mengklasifikasikan ketunarunguan ke dalam empat kategori, yaitu:
    1. Ketunarunguan ringan (mild hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 20-40 dB (desibel). Mereka sering tidak menyadari bahwa sedang diajak bicara, mengalami sedikit kesulitan dalam percakapan.
    2. Ketunarunguan sedang (moderate hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 40-65 dB. Mereka mengalami kesulitan dalam percakapan tanpa memperhatikan wajah pembicara, sulit mendengar dari kejauhan atau dalam suasana gaduh, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar (hearing aid).
    3. Ketunarunguan berat (severe hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas 65-95 dB. Mereka sedikit memahami percakapan pembicara bila memperhatikan wajah pembicara dengan suara keras, tetapi percakapan normal praktis tidak mungkin dilakukannya, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar.
    4. Ketunarunguan berat sekali (profound hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas 95 dB atau lebih keras. Mendengar percakapan normal tidak mungkin baginya, sehingga dia sangat tergantung pada komunikasi visual. Sejauh tertentu, ada yang dapat terbantu dengan alat bantu dengar tertentu dengan kekuatan yang sangat tinggi (superpower).

    BalasHapus
  2. Menurut pendapat saya 7 cara mengatasi tuli,Telinga merupakan indera pendengaran yang komplek, sebuah komponen ang berfungsi mengolah gelombang suara. Jika indera yang satu ini tidak berfungsi anda jangan khawatir, sebab kita dapat mencegah ketulian yang disebabkan oleh beberapa hal.

    Siapapun dari kita pastinya tidak menginginkan sebuah gangguan pendengaran, namun tanpa kita sadari telah sering melakukan tindakan yang merusak organ pendegaran. Adapun tujuh cara mencegah tuli pada telinga anda adalah sebagai berikut :

    1. Besar Kecil Normal
    Mendengarkan musik favorit dengan perangkat earphone atau headphone memang menyenangkan. Banyak orang melakukannya dalam perjalanan seperti di kereta api, pesawat, maupun bis kota.

    Meski menyenangkan, tetaplah bijaksana saat menggunakan perangkat ini. Sebab, pemakaian yang berkepanjangan dengan suara yang keras bisa berdampak pada kemampuan pendengaran.

    Apa saja yang bisa dilakukan untuk menjaga kerusakan pendengaran? Berikut adalah beberapa tip sebagaimana dilansir dari laman Times of India, Jumat 2 November 2012.

    2. Gunakan penyumbat telinga
    Semakin keras kebisingan dan semakin lama seseorang terpapar suara bising, maka semakin besar peluang pendengaran akan rusak. Maka lindungilah telinga dengan alat sejenis penutup telingadan menjauhlah dari sumber kebisingan secepat mungkin.

    Biarkan telinga Anda istirahat
    Jangan biarkan telinga dijejalkan earphone dalam waktu yang lama. Gunakan seperlunya dan beri kesempatan telinga untuk istirahat beberapa waktu.

    3. Kecilkan volume
    Jangan memasang volume musik pada tingkat yang sangat keras, sampai-sampai Anda tidak bisa mendengar suara di sekitar. Pakai aturan. Misalnya mendengarkan musik dengan volume tidak lebih dari 50 persen dan tidak lebih dari 90 menit.

    4. Kenali kerasnya suara earphone
    Jika musik tidak nyaman Anda dengarkan atau Anda tidak bisa mendengar suara sekeliling, atau orang di dekat Anda bisa mendengar suara musik dari earphone yang Anda gunakan, itu artinya suara earphone Anda sudah terlalu keras. Memang mengasyikan, tapi itu bisa membunuh kemampuan mendengar Anda.

    5. Rawat telinga
    Jangan gunakan kapas pembersih untuk membersikan telinga Anda. Lebih baik memakai tetes telinga atau minyak zaitun sekali sepekan untuk mengeluarkan kotoran secara natural.

    6. Gunakan teknologi secara efektif
    Jika perangkat MP3 Anda punya fitur 'smart volume', gunakan. Itu bisa membantu Anda mengatur valume dan tidak akan membiarkan volume meningkat bahkan untuk lagu favorit Anda.

    7. Jangan tunda
    Segera minta pertolongan medis jika Anda merasa pendengaran Anda tidak sebaik yang seharusnya. Jangan menunda sampai benar-benar dalam kondisi yang parah. Dan ketika Anda melihat ada yang rusak pada perangkat headphone, gantilah. Jangan menunggu sampai benar-benar rusak.

    BalasHapus
  3. apa penyebab ketulian???

    BalasHapus
  4. Menurut Saya, alat pendengaran (telinga) merupakan salah satu indra yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena telinga merupakan organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara & juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. salah satu penyakit yang sering terjadi pada telinga yaitu ketulian atau tuna rungu.
    tuna rungu disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
    berikut saya bahas klasifikasi-klasifikasi Tuna Rungu,

    1. Klasifikasi etilogis
    a. Tuna rungu endogen adalah suatu ketunarunguan yang diturunkan oleh orang tua
    b. Tuna rungu eksogen adalah ketunarunguan yang diakibatkan suatu penyakit atau kecelakaan.

    2. Klasifikasi anatomis-fisikologis
    a. Tuna rungu hantaran (konduksi) adalah ketunarunguan yang disebabkan kerusakan atau tidak berfungsinya alat penghantar getaran pada telinga bagian bawah.
    b. Tuna rungu syaraf (perseptif) adalah ketunarunguan sebagai akibat dari kerusakan atau tidak berfungsinya alat pendengarn telinga bagian dalam.

    3. Menurut nada yang tak dapat di dengar
    a. Tuna rungu nada rendah
    b. Tuna rungu nada tinggi
    c. Tuna rungu total

    4. Menurut terjadinya ketunarunguan
    a. Tuna rungu yang terjadi saat dalam kandungan (prenatal)
    Ketunarunguan terjadi akibat keracunan makanan, kekurangan gizi, pengaruh obat obatan dan infeksi virus yang dialami pada masa triwulan pertama menimbulkan kerusakan syaraf, dan jaringan otak.

    b. Tuna rungu yang terjadi saat kelahiran (natal)
    Segala bentuk ganguan pada saat bayi lahir seperti :
    Prematuresasi, pinggul sempit, lahir dengan porceps dan berbagai kesulitan saat kelahiran dapat menimbulkan kerusakan syaraf dan jaringan otak.

    c.Tuna rungu yang terjadi saat kelahiran (post natal)
    Dapat terjadi akibat peradangan selaput otak infeknsi telinga tengah, peradangan gendang telinga dan sebagainya.

    5. Ditinjau dari waktu kehilangan pendengaran dibedakan atas:
    a. Tuli prabahasa yaitu kehilangan pendengaran, waktu anak berumur kurang dari 2 tahun sebelum menguasai bahasa.
    b. Tuli purna bahasa yaitu kehilangan pendengaran waktu anak berumur lebih dari 4 tahun, setelah menguasai berbagi bahasa.

    Diperlukan teknik khusus untuk mengembangkan bicara dengan metode visual, taktil, kinestetiok serta semua hal yang dapat membantu terhadap perkembangan bicara dan bahasanya.
    Dari beberapa batasan yang terangkum di atas dapat di simpulkan bahwa tunarungu adalah seseorang yang mengalami kerusakan organ pendengaran baik ringan ataupun berat yang akan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari dan pada akhirnya memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus untuk mendapat kehidupan yang layak.

    BalasHapus
  5. sedangkan menurut saya:
    Tuli dalam kedokteran dibagi atas 3 jenis:

    Tuli/Gangguan Dengar Konduktif adalah gangguan dengar yang disebabkan kelainan di telinga bagian luar dan/atau telinga bagian tengah, sedangkan saraf pendengarannya masih baik, dapat terjadi pada orang dengan infeksi telinga tengah, infeksi telinga luar atau adanya serumen di liang telinga.
    Tuli/Gangguan Dengar Saraf atau Sensorineural yaitu gangguan dengar akibat kerusakan saraf pendengaran, meskipun tidak ada gangguan di telinga bagian luar atau tengah.
    Tuli/Gangguan Dengar Campuran yaitu gangguan yang merupakan campuran kedua jenis gangguan dengar di atas, selain mengalami kelainan di telinga bagian luar dan tengah juga mengalami gangguan pada saraf pendengaran.

    Untuk menentukan jenis dan derajat ketulian dapat diperiksa dengan audiometri

    Disamping dengan pemeriksaan audiometri, ambang respon seseorang terhadap bunyi dapat juga dilakukan dengan pemeriksaan BERA (Brainstem Evoke Response Audiometry, dapat dilakukan pada pasien yang tidak dapat diajak komunikasi atau anak kecil.

    BalasHapus
  6. Bagaimana bisa ketulian dapat berhubungan dengan kebisuan atau tuna wicara? Apa pendapat kalian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya hanya ingin mengeluarkan unek2 pengen jawab pertanyaan dari mbak avin ,:) Manusia bisa berbicara karena ia mendengar. Dengan mendengar muncul keinginan untuk berbicara, berbahasa, berkomunikasi dan mendefinisikan sesuatu.

      Sebenarnya ada kok kasus orang buta tuli bisa di ajar untuk berbicara. Contohnya Helen Keller yang buta tuli bisu akhirnya dapat berbicara setelah diajar dengan metoda khusus oleh seorang guru. Hingga akhir hayatnya Helen Keller dikenal sebagai seorang penulis, dosen hingga pengamat politik.
      Lihat video ini bagaimana cara sang guru mengajarkan helen berbicara http://www.youtube.com/watch?v=Gv1uLfF35Uw&feature=player_embedded#!

      Yang menjadi pertanyaan, Jika manusia normal misalnya merasakan bau wangi biasanya kita akan berkata dalam hati (dengan bahasa yang kita kuasai) "Hmmm... wangi sekali" atau "Wangi apaan nih...?". Lalu bagaimana jika orang buta tuli bisu dalam situasi ini?

      Hapus
  7. dalam artikel ini di sebutkan adanya penyakit meniere ( sebuah gangguan telinga di bagian dalam yang dapat menimbulkan pusing secara berkala / vertigo, hilangnya pendengaran, dan telinga berdenging ) lalu bagaimana cara mendiagnosa untuk membedakan penyakit meniere dari penyebab vertigo lainnya. ????

    BalasHapus
  8. bagaimana tindakan seorang perawat dalam merawat pasien tuna rungu ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya :) Cara Penyelesaian Masalah Dalam Komunikasi Pada Tuna Rungu
      Berikut merupakan cara penyelesaian masalah dalam komunikasi pada klien tuna rungu :
      a. Menggunakan bahasa isyarat.
      b. Libatkan keluarga dalam komunikasi dengan tuna rungu.
      c. Gunakan alat bantu dengar.
      d. Gunakan bahasa pantomin.
      Tekhnik komunikasi pada klien tuna rungu :
      a. Penekanan intonasi dan gerak bibir.
      b. Menurunkan jarak.
      c. Gunakan isyarat kata-kata atau bahasa yang berbentuk tindakan.
      d. Pengulangan kata.
      e. Menyentuh klien.
      f. Menjaga kontak mata.
      g. Jangan melakukan pembicaraan ketika sedang mengunyah.
      h. Gunakan bahasa pantomin bila memungkinkan dengan gerak sederhana dan perlahan.
      i. Gunakan bahasa isyarat atau bahasa jari jika bisa dan diperlukan
      j. Jika ada sesuatu yang sulit dikomunikasikan coba sampaikan dalam bentuk tulisan, gambar atau simbol.
      k. Gunakan bahasa, kalimat, kata-kata yang sederhana.

      Hapus
  9. wah ........
    artikelnya bagus , bisa menambah wawasan untuk menangani pasien tuna rungu.

    BalasHapus
  10. teman - teman ada yang tahu enggak dimana tempat perawatan khusus pasien tuna rungu ?

    BalasHapus
  11. Mengapa genetik menjadi salah satu faktor penyebab gangguan pendengaran / tunarungu ?

    BalasHapus
  12. eh reek aku mau tanyak, kan kalo kita renang biasanya kan kadang ada yang kemasukan air . itu yapa cara ngatasinya ? apa bisa nyebabkan tuna rungu ?

    BalasHapus
  13. apakah tuna rungu tidak bisa disembuhkan...?

    BalasHapus
  14. Apakah bayi tuna rungu bisa terdeteksi ?

    BalasHapus
  15. menurut saya, bayi tuna rungu itu sangat sulit untuk terdeteksi, karena Gangguan pendengaran pada bayi sangat sulit diketahui baik tenaga medis maupun orangtua. Biasanya, hanya pada ketulian berat yang terjadi pada kedua telinga yang mampu dicurigai oleh orangtua, sedangkan pada ketulian yang sedang dan ringan, sangat jarang. Jika gangguan pendengaran diketahui sejak dini dan diterapi sebelum usia 6 bulan,
    biasanya Bayi-bayi yang menderita tuna rungu itu tidak secara rutin di-screening pada saat lahir, walau dianjurkan screening dilakukan pada semua bayi yang baru lahir, agar terdeteksi akan ketuna runguan tersebut. Oleh Karena itu, keluarga dan dokter harus waspada pada tanda dan gejala gangguan pendengaran masa anak, sehingga mereka yang dengan gangguan pendengaran yang tidak di-screening secara resmi dapat dikenal seawal mungkin.

    BalasHapus